Minggu, 31 Agustus 2014

ARTIKEL ILMU ALAMIAH DASAR

MITOS DAN PENGETAHUAN

Pada Mulanya Manusia Menerima Mitos Sebagai Sumber Pengetahuan
ARTIKEL
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar (IKD) semester II
Dosen Pengampu : Ir.H.Abdus Salam, M.P
Disusun Oleh :
Sulis Wahyuningtyas
NIM : 13034060058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2014




Mungkin kita sudah banyak mengetahui mengenai mitos-mitos didaerah kita atau bahkan di luar daerah kita. Mitos-mitos tersebut sangat terkenal karena mengenai asal-usul tempat, larangan atau pantangan dan kepercayaan yang ada pada penduduk setempat. Seperti menurut C.A. Van Peursen bahwa mitos adalah suatu cerita yang memberikan pedoman atau arah tertentu kepada sekelompok orang atau pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman dan pemikiran sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan akan adanya kekuatan gaib.
Salah satu ciri manusia adalah mempunyai rasa ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga in gin tahu tentang diri sendiri.rasa ingin tahulah yang membuat manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam yang terjadi disekitarnya baik yang makrokosmos dan mikrokosmos, serta berusaha memcahkan masalah yang sedang dihadapi.
Rasa ingin tahu manusia yang hanya berbekal panca indera akhirnya menghasilkan ilmu pengetahuan yang terbatas. Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan atas dasar pengamatan maupun pengalamannya saja untuk memuaskan pikirannya. Manusia mereka-reka sendiri jawabannya untuk memuaskan pemikiran dan rasa ingin tahunya.
Munculah pengetahuan yang disebut mitos yang merupakan gabungan pengalamn dan kepercayaan. Alat indera manusia yang menyebabkan mitos antara lain :
a.       Alat Penglihatan
Banyak benda yang bergerak begitu cepat yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang manusia. Begitu juga dengan benda yang dilihat terlalu jauh, maka mata tidak mampu untuk melihatnya.
b.      Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 per detik. Getaran dibawah dan diatas batas frekuensi tersebut tidak mampu didengar manusia.
c.       Alat Pencium dan Pengecap
Manusia hanya bisa membedakan 4 jenis rasa, yaitu manis, masam, asin, dan pahit. Bau seperti parfum dan bau-bauan yang lain dapat dikenal oleh hidung bila konsentrasinya lebih dari sepersepuluh juta bagian.
d.      Alat Perasa
Alat perasa manusia pada kulit manusia dapat membedakan panas dan dingin, namun sangat relatif sehingga tidak bisa dipakai sebagai alat ukur atau alat observasi yang tepat

Mitos itu dapat diterima oleh masyarakat pada masa itu karena :
a.       Keterbatasan ilmu pengetahuan yang disebabkan keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan alat
b.      Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu
c.       Hasrat ingin tahunya ingin dipenuhi

Menurut Auguste Comte (1798-1857 M), dalam sejarah perkembangan jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap:
1.      Tahap teologi atau fiktif atau metafisika, manusia berusaha mencari sebab yang pertama dan tujuan akhir dari segala sesuatu, dan selalu dihubungkan dengan kekuatan gaib.
2.      Tahap filsafat atau tahap abstrak, tahap dimana manusia masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi tidak menyandarkan diri pada kekuatan gaib.
3.      Tahap positif atau ilmiah riil, tahap dimana manusia telah mampu berpikir secara positif dan riil, atas dasar pengetahuan yang telah dicapainya yang dikembangkan secara positif melalui pengamatan, percobaan dan perbandingan.

Manusia menciptakan dongeng-dongeng pada tahap teologi bertujuan untuk menjawab rasa ingin tahunya dengan kemampuan yaang terbatas. Karena kemampuan berpikir manusia makin maju dan dilengkapi alat-alat yang sudah canggih manusia cenderung meninggalkan dongeng dan legenda dan berpikir secara rasional dengan akal sehatnya.
Jadi, perkembangan alam pikiran manusia sampai dengan kelahiran ilmu pengetahuan alamsebagai ilmu yang mantap melalui 4 tahap, yaitu tahap mitos, tahap penalaran, tahap pengalaman dari percobaan, dan akhirnya tahap metode keilmuan. 


DAFTAR PUSTAKA

Mas’ud, ibnu, H.Drs.dkk.1998.Ilmu Alamiah Dasar.Pustaka Setia:Bandung
Dosen mata kuliah IAD, Diktat Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Ishlah Bondowoso.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar